DINAS PARIWISATA

11 Desember 2024   157 kali  
Patriot Pariwisata, Berawal dari Ide yang Dianggap Gila Kini Penarik Devisa Mancanegara
Patriot Pariwisata, Berawal dari Ide yang Dianggap Gila Kini Penarik Devisa Mancanegara

Namanya Abdul Karim, 49 tahun. Berawal dari issue strategis pemerintah yang akan membangun 10 destinasi baru atau yang digaungkan sebagai 10 Bali baru Create 10 New Bali di Indonesia, Abdul Karim yang akrab disapa Bang Dul bertekad menciptakan suatu atraksi daya tarik wisata yang mendunia. Pemikirannya sederhana sekali, “yaa masak sih dari miliaran orang di dunia tahunya hanya Bali dan tidak ingin ke tanah Mahameru?”.

Tekadnya ini sangat kuat. Ia memilih meninggalkan profesinya sebagai praktisi cat mobil di Jakarta untuk kembali ke Lumajang. Pada 2014 ia diamanati menjadi ketua Kelompok Sadar Wisata (pokdarwis) Desa Sidomulyo Kecamatan Pronojiwo, kala itu pemerintah Kabupaten Lumajang menggalakkan program, Destinasi 1 Kecamatan 1 Desa Wisata. Beragam potensi wisata Lumajang, seperti  Air Terjun, Danau, Pantai, Gunung, Budaya, dan Ekonomi Kreatif, ia pasarkan melalui media sosial yang mudah dijangkau seluruh penduduk dunia.

Namun, berawal dari sebuah keperihatinan di desanya, ia melihat lingkungan yang kumuh, banyak pengangguran, serta kurangnya rasa peduli terhadap sesama khususnya para remaja yang akan menjadi generasi muda ke depannya. Merasa prihatin akan hal itu, ia berfikir bagaimana caranya untuk bisa merombak semua menjadi lebih baik dan bermanfaat. Ia pun beride untuk membuka potensi yang tersembunyi di desanya, dengan cara membuka daya tarik wisata Panorama Air Terjun Tumpak Sewu.

Ia mengatakan, bahwa asal mula pencetusan nama Tumpak Sewu dimulai ketika pembukaan lahan yang sering disebut babat alas dilaksanakan pada hari jumat, setelah sholat dhuhur, dan dalam perhitungan hari jawa sudah mulai masuk hari sabtu. Tumpak berarti hari sabtu menurut bahasa jawa kuno, sewu artinya seribu yang menggambarkan banyaknya sumber mata air sehingga sulit untuk menghitungnya. Jadi, dinamakan Panorama Air Terjun Tumpak Sewu.

“Saya melihat sebuah Air Terjun yang sangat memesona. Airnya langsung dari mata air pegunungan, dan bentuknya melingkar seperti tirai. Mungkin ini akan menjadi pembeda dari banyak air terjun di Indonesia bahkan di dunia. Saya juga melihat keperihatian warga sekitar yang sangat kurang layak baik dari segi moral dan ekonomi akhirnya membulatkan tekad mengajak mereka untuk mulai mengelolah tepat ini menjadi suata daya pikat agar dikenal dunia,” ujar Bang Dul, di Sidomulyo, (12/11/2024).

Keberhasilannya pun tak semudah membalikan telapak tangan, karena mulai dari babat alas dengan medan yang sangat ekstrem untuk membuka jalur menuju panorama dan trecking bukanlah hal yang mudah.

“Ada keperihatinan awal yang saya rasakan ketika membuka jalur dan membuat pengelolan daya tarik wisata ini. Saya sempat dituduh dan banyak yang bilang bawhwa saya itu sudah gila. Banyak pendapat warga sekitar yang pesimis dengan aksi yang saya lakukan, namun saya tetap berjuang, hingga saya pernah dianggap hilang di dasar sungai ketika melakukan susur jalur untuk pembukaan akses trecking ke air terjun,” kata Bang Dul.

Rendahnya kualitas pendidikan serta kurangnya pergaulan positif para remaja ini yang memicu meraka untuk berfikiran negatif, sempitnya sudut pandang mereka terhadap sesama, dan lingkungan di sekitarnya. Ia pun tetap bersemangat dan optimis bahwa sikap dan tindakanya dapat merubah nasib dari banyak warga sekitar air terjun ini agar lebih bermanfaat dan semua dapat merasakan taraf ekonomi yang baik untuk hidup tepat rasa dan tepat guna. “Saya tetap yakin bahwa usaha ini akan mendapatkan kesuksessan nantinya,” ujarnya.

Setelah selesai membuka jalur untuk panorama air terjun dan trecking. Tantangan baru mulai ia hadapi dalam pengelolaan daya tarik wisata ini, karena ia tidak memiliki asset lahan yang sangat luas dan banyak akses yang memakan lahan perkebunan salak warga. Satu sisi warga tidak ingin kehilangan mata pencarihannya sebagai petani salak, sisi lainnya membutuhkan jalur akses. Hal lain pula yang ia risaukan adalah bagaiamana caranya warga sekitar dapat ikut merasakan buah kesuksessan dan bukan hanya menjadi penonton keberhasilan investor nantinya.” Saya kebingungan sekali, yaa tau sendiri bagaimana kualitas sumber daya manusia di sini, apalagi banyak yang sudah menganggap saya sudah tidak waras, kan?” ujar Bang Dul sembari menghela napas.

Ia tetap membulatkan tekad dan memberanikan diri untuk mengundang warga sekitar yang lahannya termasuk dalam jalur menuju panorama dan trecking untuk bermusyawarah dalam pembahasan pengelolaan daya tarik wisata Panorama Air Terjun Tumpak Sewu. Menurutnya, musyawarah ini merupakan cara terbaik untuk mengajak warga sekitar dalam melakukan swakelola agar semua dapat menikmati hasilnya.

“Alhamdulillah, warga yang lahannya digunakan sebagai akses menuju panorama dan trecking, pikirannya pun ternya terbuka dan mau berswakelola, saya yang awalnya takut, ternyata mendapat angin segar dan semangat baru untuk tetap mengelolah daya tarik ini menjadi tambahan pendapatan warga.” kata Bang Dul.

Bertumbuh kembang Signifikan

Kigiatan pembukaan jalur dan pengelolaan daya tarik wisata Panorama Air Tejun Tumpak Sewu mulai berjalan dan sudah membuat konten promosi untuk menarik pengunjung, sehingga mulai berdatangan pengunjung atau wisatawan nusantra terlebih dahulu. 

Ia mengatakan, bahwa dengan adanya pengunjung kita bisa menjual tiket dan memberikan jasa guide kepada meraka, sehingga dari pedapatan itu kami gunakan untuk pengembangan daya tarik dan sesuai dengan hasil musyawarah, kami memberikan bagi hasil kepada warga yang lahannya digunakan sebagai penitiapan kendaran dan akses menuju panorama.

“Ada kebanggaan tersendiri bisa memperkanalkan keindahan alam Lumajang dan membantu peningkatan taraf hidup warga sekitar yang dulunya banyak premanisme dan pengangguran hingga saat ini mulai berbenah menjadi lebih baik, intinya adalah bermanfaat tepat rasa dan tepat guna,” ujarnya.

Cerita keberhasilan Bang Dul dan kelompoknya tidak terhenti disitu saja. Pada saat awal perkembangannya masih belum ada wisatawan mancanegara yang hadir di Panorama Air Terjun Tumpak Sewu. 

Melihat data kunujungan wisatawan Dinas Kebudayan dan Pariwisata Lumajang, wisatawan nusantara pada 2014 sejumlah 1.220 orang, sedangkan wisatawan mancanegara 0 orang, trend kunjungan wisatawan nusantara mulai nampak melaju positif  signifikan pada 2015 sejumlah 8.956 orang, namun wisatawan mancanegara masih tetap berdiri pada 0 orang. Pada 2016 mulai mendapatkan lonjakan kunjungan wisatawan nusantara sejumlah 43.309 orang dan wisatawan mancanegara 571 orang.

“Ini merupakan peningkatan sangat derastis pada tahun 2016, akhirnya kami kebingungan karena banyaknya wisatawan mulai membludak kemudia daya tampung penitipan kendaraan dan toilet kurang mencukupi. Sukurnya, warga sekitar mulai membuka lahannya untuk penitipan kendaraan dan toilet. Tentunya tetap pada kesepakatan sesuai hasil musyawarh. Jadi, ada bagi hasil antara pengelolah dengan warga dan sebaliknya,” ujarnya.

Menurutnya, awal mula hadirnya wisatawan mancanegara dikarenakan ada salah satu photographer berasal dari negeri Jiran yang ingin mencari makam leluhurnya, yaitu Syekh Jalaludin dan Nyai Ajeng Musarofah, yang ternyata setelah ditelusuri dekat dengan panorama, akhirnya dipotretlah keindahan Air Terjun Tumpak Sewu dan si photographer kembali dengan komunitasnya dari lintas negara untuk berwisata ke Air Terjun Tumpak Sewu.

Merujuk kembali dari data kunjungan wisatawan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lumajang,dapat terpantau 2017 wisatawan nusantara sejumlah 70.794 orang  dan wisatawan mancanegara 1.527 orang, ironisnya 2019 wisatawan nusantara mengalami penurunan menjadi 30.968 orang dan wisatawan mancanegara mengalami peningkatan menjadi 5.900 orang.

Ia menagatakan, bahwa pada 2020 hingaa 2022 wisatawan mengalami penurunan derastis karena adanya bencana covid-19 dan erupsi Gunung Semeru juga, sehingga sangat sedikit sekali pengunjung Air Terjun Tumpak Sewu. Namun pada 2023 wisatawan mulai membanjiri Air Terjun Tumpak Sewu Kembali.

Hal tersebut terbukti pada data kunjungan wisatawan Dinas Pariwisata Lumajang, pada 2023 terlihat wisatawan nusantara yang berkunjung ke Air Tejun Tumpak Sewu sejumlah 49.835 orang dan wisatawan mancanegar 26.473 orang. Dari awal tahun 2014 hingga 2023 nampak laju trend positif kunjungan wisatawan mancanegara ke Air Tejun Tumpak Sewu, Pronojiwo, Lumajang.

“Alhamdulillah, dengan terbukanya Air Terjun Tumpak Sewu menjadi pintu masuk wisatawan mancanegara sehingga berdampak positif mulai bermunculan jasa usaha pariwisata di Kecamatan Pronojiwo hinga ke Lumajang, seperti jasa akomodasi, homestay, hotel, rumah makan, dan dapat menggerakan pemuda menjadi gauide yang dulunya banyak premanisme sekarang mulai tertata adab dan ilmunya, sungguh sangat bersyukur lagi mas, 2,5% dari pendapatan kami bisa digunakan untuk membantu kaum dhuafa,” kata Bang Dul.

Hal tersebut dibenarkan setelah melihat data dan informasi analisa pasar serta PDRB pariwisata Dinas Pariwisata Lumajang, segmentasi geografis wisatawan mancanegara 9,43 % dari Eropa dan 8,38 % dari Asia berdasarkan total negara asal wisatawan yang menuju ke Lumajang. Kemudian PDRB Pariwisata Lumajang 43,76 % disumbang dari sektor akomodasi dan makan-minum.

Bang Dul membenarkan, bahwa kunjungan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Air Terjun Tumpak Sewu masing-masing memliki high season kunjungan. Dari Eropa dan Australia kami sudah membangun kerjasama pada sektor mitigasi bencana dan marketing Tumpak Sewu di Australia. Namun pada akhir – akhir ini banyak warga dari China yang berkunjung ke Air Terjun Tumpak Sewu. Kami pun sempat melakukan kerjasama dengan Konsulat Jendral China untuk tetap saling menjaga jejaring dan hospitality wisatawan mancanegara khsusunya dari China.

“Saat ini gerbang masuk wisatawan mancanegara adalah Air Terjun Tumpak Sewu yang ada di Pronojiwo, kami tetap fokus untuk mengawal pariwisata Lumajang agar  semua potensi terdampak dari Tumpak Sewu,” kata Yuli Harisma.

Kepala Dinas Pariwisata Lumajang Yuli Harisma, menekankan pariwisata di wilayah Bromo Tengger Semeru terus dikawal dan Tumpak Sewu sebagai salah satu gerbang masuknya wisatawan mancenagara, sehingga keseluruhan potensi pariwisata Lumajang harus dipersiapkan dan disebarluaskan melalui digitalisasi Tourism Information System.(F.luki)

Banyak Dibaca
Museum Daerah
20 Mei 2020 6026 kali Baca...


Lumajang Eksotik
27 Desember 2019 3980 kali Baca...

Kebudayaan Kabupaten Lumajang
27 Juni 2021 3647 kali Baca...


Kalender Event Lumajang
29 April 2022 2545 kali Baca...
Kalender Even Maret 2022
25 Februari 2022 2402 kali Baca...
LOMBA DESAIN LOGO CITY BRANDING
07 Desember 2019 2164 kali Baca...
Tasyakuran Harjalu ke-764
15 Desember 2019 1920 kali Baca...
Yuk Ke Museum Daerah
04 November 2020 1833 kali Baca...
Even lumajang
20 Februari 2020 1807 kali Baca...
Museum Wengi
10 November 2020 1709 kali Baca...
PROSESI HARJALU KE-764
10 Desember 2019 1606 kali Baca...
Hari Jadi Lumajang ke -764
08 Desember 2019 1561 kali Baca...
Lomba Cerdas Cermat
17 Desember 2019 1468 kali Baca...
Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2021
02 Juni 2021 1462 kali Baca...
Patrol Musik Festival Tahun 2022
14 April 2022 1437 kali Baca...
Patrol Musik Festival
05 April 2022 1436 kali Baca...
Pameran Lukisan Anak Lumajang
18 Februari 2022 1254 kali Baca...
Hidroterapi Pemandian Alam Selokambang
14 Februari 2022 1160 kali Baca...
Pelatihan Tata Kelola Homestay
19 Oktober 2020 1157 kali Baca...
HARI BATIK NASIONAL
01 Oktober 2020 1136 kali Baca...
Kalender Even Maret 2022
29 April 2022 1113 kali Baca...
EXPO UMKM-LIVE 14-15 Des 2019
10 Desember 2019 1096 kali Baca...
Kalender Even April 2022
31 Maret 2022 1083 kali Baca...
MENGUNGKAP SEJARAH LUMAJANG
13 April 2022 1047 kali Baca...
Guide to Lumajang
28 Mei 2021 1043 kali Baca...
LOEMADJANG MBIYEN
19 September 2019 1039 kali Baca...
Kalender Event Bulan Februar 2022
11 Februari 2022 1026 kali Baca...
"MONGGO PINARAK YOSO"
27 Desember 2018 1018 kali Baca...
JARAN KENCAK GLOW IN THE DARK 2019
07 Desember 2019 999 kali Baca...
AIR SHOW SIKATAN DAYA 2020
25 September 2020 954 kali Baca...
Siti Sundari Bike Park
14 September 2020 953 kali Baca...
Konser Prapatan
07 Januari 2020 917 kali Baca...
AWR Pandanwangi
29 Maret 2022 906 kali Baca...
Menepi Di Selokambang
15 April 2022 890 kali Baca...
Ziarah Situs Biting
15 Desember 2019 873 kali Baca...
Pelepasan Pawai Budaya 2019
07 Desember 2019 863 kali Baca...
Ekraf Millennial Challenge
14 Desember 2019 833 kali Baca...
PROSESI HARJALU
15 Desember 2019 812 kali Baca...
LUMAJANG MUTIARA TEH
22 Februari 2022 802 kali Baca...
Virtul Tour go to Lumajang
02 April 2022 799 kali Baca...
TINJAU TEMPAT WISATA 2022
09 Mei 2022 795 kali Baca...
SELAMATAN BERSIH DESA KANDANGAN
09 September 2019 787 kali Baca...
TARIF ANGKUTAN JALUR RANU PANE
15 Juli 2019 786 kali Baca...
Patrol Musik Festival Tahun 2022
14 April 2022 784 kali Baca...
Kalender Even April 2022
31 Maret 2022 767 kali Baca...
Virtul Tour go to Lumajang
01 April 2022 754 kali Baca...
Menepi di Selokambang
19 Februari 2022 748 kali Baca...
Lumajdjang Mbiyen #2 Tahun 2022
08 Desember 2022 742 kali Baca...
GREBEG SURO HUTAN BAMBU 2019
02 September 2019 738 kali Baca...
Tirtosari View
30 Mei 2021 722 kali Baca...
Ruwat Rawat Selokambang
08 Desember 2019 721 kali Baca...
Lumajang Kreatif
26 Maret 2022 718 kali Baca...
Menepi di Selokambang
25 Februari 2022 713 kali Baca...
FESTIVAL 1000 POHONG
02 September 2019 711 kali Baca...
FORUM PERUPA
28 Maret 2022 693 kali Baca...
Patrol Musik Festival
05 April 2022 689 kali Baca...
AWR di Pandanwangi
03 Juni 2021 687 kali Baca...
Upaya Menghijaukan Bumi Glagah Arum
23 Oktober 2020 681 kali Baca...
KOPI ORGANIK GUCIALIT
26 Mei 2021 681 kali Baca...
TARIF ANGKUTAN JALUR RANU PANE
15 Juli 2019 677 kali Baca...
Musrenbang
30 Maret 2022 671 kali Baca...
Kalender Even Maret 2022
25 Februari 2022 660 kali Baca...
Penandatangan MOU TNBTS
19 Juni 2020 656 kali Baca...
Prosesi Harjalu
13 Desember 2022 654 kali Baca...
PEMBAGIAN LOMBA MUSEUM TAHUN 2020
06 Oktober 2020 647 kali Baca...
Menepi di Selokambang
03 April 2021 644 kali Baca...
Romansa Akhir Pekan
13 Februari 2022 642 kali Baca...
IUD Dukung Pariwisata
11 Februari 2022 616 kali Baca...
Selamat Hari Santri 22 Oktober 2020
22 Oktober 2020 608 kali Baca...
Pemandian Alam Selokambang
18 April 2022 604 kali Baca...
Menepi di Selokambang
11 Februari 2022 595 kali Baca...
KWT NIGHT TOURISM
31 Maret 2021 587 kali Baca...
Musrenbang
30 Maret 2022 579 kali Baca...
KWT NIGHT TOURISM
03 April 2021 574 kali Baca...
KAMPUNG BUNGA DESA PURWOREJO
25 Januari 2023 553 kali Baca...
Latihan Tempur Sikatan Daya Tahun 2020
29 September 2020 553 kali Baca...
Gugus Tugas Covid-19
29 Maret 2020 547 kali Baca...
Menepi Di Selokambang
26 Maret 2022 527 kali Baca...
Penandatanganan MOU
02 Desember 2022 514 kali Baca...
Pameran Lukis Menolak Tua
26 Maret 2022 508 kali Baca...
CURTURA MENJADI INSPIRASI
09 April 2022 508 kali Baca...
Pagelaran Wayang Ruat Gujialit
11 Februari 2022 506 kali Baca...
Lumajdjang Mbiyen #2 Tahun 2022
01 Desember 2022 487 kali Baca...
Menolak Tua Melalui Karya
26 Maret 2022 462 kali Baca...
SURVEY PENILAIAN INTEGRITAS
08 September 2022 454 kali Baca...
Public Campaign Dinas Pariwisa
08 September 2022 449 kali Baca...
PENDAKIAN GUNUNG SEMERU AKAN DIBUKA
07 Desember 2024 183 kali Baca...
Talkshow South Beach Festival
22 Agustus 2024 170 kali Baca...
Madjang Fashion Week
03 Februari 2025 164 kali Baca...
Ketentuan Lomba
24 Agustus 2024 159 kali Baca...
FGD Daya Tarik Wisata Randu Pinus
21 Agustus 2024 158 kali Baca...
HUT RI 79
14 Agustus 2024 152 kali Baca...
Pemandian Alam Selokambang
21 November 2024 150 kali Baca...
PERSIAPAN LUMAJANG CREATIVE WEEK
13 Agustus 2024 148 kali Baca...
WATERPARK
21 November 2024 147 kali Baca...
Lomba Reels Instagram
24 Agustus 2024 145 kali Baca...
IPM TAHUN 2024
06 Desember 2024 140 kali Baca...
FGD PENGEMBANGAN WISATA RAWA KRASAK
11 November 2024 139 kali Baca...
BATIK LUMAJANG ON THE STAGE BALOS
21 Desember 2024 136 kali Baca...
Pemandian Alam Selokambang
21 November 2024 129 kali Baca...
DILUMAJANG AJA
12 Maret 2025 103 kali Baca...
TOURING WISATA
15 Februari 2025 100 kali Baca...
Selamat Hari Kartini
21 April 2025 87 kali Baca...